20 September 2008 Manajemen Kecewa Bennypew http://baliklayarindonesia.blogspot.com Jadikan kekecewaan energi untuk menjadi lebih baik Kata-kata itu mungkin terasa aneh, idealis dan kayaknya tidak mungkin untuk dilakukan. Yup, hal itu tidak sepenuhnya salah jika kita tidak bisa me-manage kekecewaan itu sendiri. Cerita akan menjadi lain apabila kita bisa me-manage, kekecewaan untuk menjadi sebuah energi. Pertanyaan yang muncul kemudian adalah, bagaimana kita menjadikan kekecewaan itu menjadi sebuah energi? Jika kita dikecewakan orang lain, janganlah berlarut-larut, sehingga akan membuang energi dan kita pun tidak mendapat apa-apa. Cobalah memahami kenapa seseorang itu mengecewakan kita, selanjutnya dengan rasa kecewa itu motovasilah diri anda, bahwa anda bisa melakukan apa yang dia lakukan. Motivasi yang kuat otomatis akan menghasilkan energi yang besar. Selayaknya kita hidup di dunia nyata bukan di cerita sinetron, dalam mewujudkan keinginan kita pasti menemui halangan, tapi dengan energi yang besar halangan itu akan terasa mudah untuk dilalui. Jika kita ditinggalkan pacar, kecewa itu pasti… dan itu adalah hal yang manusiawi. Menjadi tidak manusiawi jika kita larut dalam kekecewaan itu sendiri, sehingga orang lain bisa tepuk tangan dengan keadaan kita. Positive Thingking aza, bahwa dia berarti bukan yang terbaik untuk kita, motivasilah diri anda bahwa anda bisa mendapatkan penggantinya yang lebih baik. Itu akan lebih baik daripada anda membuang-buang air mata, menyiksa perut dengan cara tidak makan, dan mengkerdilkan pikiran dengan mengurung diri di kamar. Hal yang paling menyedihkan adalah mengobati kecewanya dengan cara mempercepat kematian. Jadikanlah sebuah kekecewaan itu madu bukan racun, SAYANG!!!! Sebuah kasus lain, ini saya alami sendiri saat menyusun tugas akhir. Ema, temen deket saya, juga menyusun tugas akhir. Kami sering diskusi masalah tugas akhir, dia sering minta bantuan saya untuk membantu teori apa yang digunakan untuk tugas akhirnya. Karena saya sudah ujian proposal sedangkan dia belum, dia jauh ketinggalan di belakang saya. Pada saat dia ujian proposal kami ada masalah, jadi saya tidak tahu perkembangan dia dalam penyusunan tugas akhirnya. Saya sendiri masih santai-santai aza tidak lanjut ke bab-bab berikutnya, karena saya pikir saya tidak mungkin ikut wisuda periode Juli. Setelah satu bulan, saya tidak menyangka bahwa Ema talah sampai ke pembimbing I, saya menyusun bab II pun belum. Saya langsung drop, kenapa dia yang baru ujian bisa langsung cepet, sedangkan saya? Untung perasaan drop saya tidak lama, seketika saya langsung motivasi diri saya sendiri untuk mengejar ketinggalan, Ema saja bisa saya yakin juga bisa melakukan hal yang sama. Saya kebut menyusun tugas akhir bab II sampai kesimpulan hanya dalam jangka waktu satu 3 minggu. Selanjutnya saya ajukan ke dozen pembimbing , Beda dengan bimbingan sebelumnya yang memakan waktu satu bulan, bimbingan kali ini cuma seminggu plus revisi. Hal tersebut mungkin tidak terjadi jika saya tidak kecewa terhadap Ema. Saya akan santai, dan menunda-nunda revisi dan bimbingan. Hal yang menggembirakan lagi adalah saya ikut wisuda Juli, dan saya selesai sebelum target saya. Alhamdullilah saya diberi kekecewaan, terima kasih ya ALLAH, terima kasih Ema.
Hari ini penulis asyik ngobrol tentang pengembangan Blog Cahteladan sama Benny, setelah bincang - bincang aku minta untuk Benny menuliskan artikel buat Blog Cahteladan, dan dia pun memberikan artikel nya padaku. Sejenak kubaca ternyata bagus dan bisa menjadi trik atau strategi kita dalam menghadapi suatu kekecewaan dalam hidup, dan kisah ini mengajari kita gimana kita memanfaatkan kekecewaan tersebut menjadi hal yang positif karena menurut aku sendiri anak - anak muda disekarang ini kalau sedang hatinya kecewa kadang malah melakukan hal - hal yang dapat merusak dirinya sendiri, semoga dari cerita ini kita semua dapat mengendalikan kekecewaan tersebut menjadi motivasi kita untuk menjadi yang lebih baik. Salam Sukses Selalu!!!!!
Artikelnya Berisi :